Selasa, 26 Agustus 2008

Perang Irak

Asap mengepul, Baghdad pekat. Gempuran bom tentara koalisi Amerika-Inggris menjadikan Bagdad penuh dengan kepulan asap. Hitam dan pekat. Tak pelak, langit di atas kota 1001 malam itu menggambarkan pekatnya peradaban. Haruskah perang menghanguskan sebuah peradaban suatu bangsa ? Akhirnya Ibu Kota Baghdad pun jatuh ke tangan tentara agressor pimpinan Amerika Serikat, keadaan kacau balau. Penjarahan merajalela. Secara teoritis, Pemerintahan Saddan Husein sudah tumbang, karena sudah tidak lagi mengontrol keadaan, khususnya di jantung kota yang selama ini menjadi symbol dan atribut kekuasaannya.
PBB tak berdaya. Unjuk rasa umat manusia di segala penjuru bumi tak di gubris. 3000 jin yang konon dikirim dari belahan pulau Jawa barang kali bukan sejenis jin prajurit, tak sanggup menghadapi senjata-senjata canggih. Oh…………… Baghdad………. Riwayatmu kini !
Mungkin peristiwa tersebut sebagai ‘shok therapy” dari yang Maha Kuasa ? Kenapa perang Irak tidak dapat dicegah?
Namun satu hal yang pasti perang teluk II itu disatu sisi, telah menjadi panggung theater pementasan hasrat-hasrat destruktif dan kegilaan para pimpinan pecandu perang. Pada sisi yang lain peristiwa itu menjadi panggung penderitaan orang-orang biasa yang sering tidak tahu menahu mengenai kompleksitas politik, ekonomi maupun psikologi di balik perang tersebut. Seolah-olah doa orang-orang yang anti perang tak terjawab.
Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 253, terjemahanya kurang lebih sebagai berikut :” Sekiranya Allah mengendaki, tiadalah mereka bertempur ( berbunuh-bunuhan) . tetapi Allah dapat berbuat apa saja yang di kehendakiNya
Allah mampu membebaskan manusia dari api peperangan . Allah mampu mencegah pasukan AS dan sekutunya menyerang Irak, tetapi ternyata Allah tidak menghendaki itu. Orang-orang yang beriman yakin, bahwa tentu saja ada hikmah dibalik kehendakNya.
Jika Allah menghendaki tidak terjadi perang antara kekuatan koalisi dengan Irak atau perangan-perangan lainnya, yang telah terjadi maupun yang akan terjadi niscaya dicabutnya kebebasan berkehendak dan bertindak yang dianugrahkan kepada umat manusia, dan diciptakanNya manusia seperti malaikat yang hanya tunduk dan patuh mengerjakan apa yang diperintahkanNya saja
Allah menciptakan, mengatur dan memelihara alam semesta, untuk itu Allah juga memberikan system yang utuh dalam penciptaan, pengarturan dan pemeliharaanNya. Salah satu Subsistemnya adalah persaingan antara individu, antar golongan, antar suku bangsa dan sebagainya. Termasuk juga adanya peperangan. Allah membiarkan terjadinya perang Irak VS AS, memang itu yang dikehendaki oleh masing-masing pihak. Allah memberikan kebebasan berkehendak dan bertindak kepada manusia
Allah mengatur bahkan merekayasa melalui hukum-hukum bermasyarakat yang ditetapkanNya, bahwa adanya aneka ragam suku, bangsa dengan kekuatannya masing-masing sehingga tercipta semacam keseimbangan. Dengan demikian tidak satu pihakpun dapat menguasai secara mutlak golongan lain, apalagi menguasai seluruh alam raya ini. Ambisi Presiden AS George W Bush meluluh lantakan bumi Irak sebagian berhasil. Bias-bias kehidupan pasca perang tiada lain adalah penderitaan anak-anak bangsa yang menjadi korban.
“ Tangan Allah “ yang didambakan, berkenan menghentikan perang di persada bumi Irak, tetapi yang terjadi perang tetap meletus. Orang bilang perang As dan sekutunya melawan Irak itu bagai Harimau melawan Kucing, bagaikan Durian melawan Mentimun
Sejarah umat manusia tidak pernah luput dari peperangan dan itu pula sebabnya sehingga golongan manusia di abad millennium ini mengenal negara adidaya, polisi dunia justru mendzolimi Negara lain yang berdaulat
Dalam Surat Al Baqarah ayat 251 Allah mengingatkan :” Sekiranya Allah tidak membela ( kaum yang benar ) untuk mengalahkan ( kaum yang aniyaya ). niscaya rusak binasalah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia atas alam semesta “
Melalui peperangan, Allah memisahkan yang buruk dari yang baik menjadikan yang buruk bergabung satu dengan lainnya, lalu kesemuanya dikumpulkan dan dimasukkan ke neraka Jahanam. Di samping itu juga menyiksa yang durhaka, serta melegakan hati orang-orang yang mukmin ( yang pernah dianiaya) dengan harapan semoga yang durhaka menjadi tahu diri.

Tidak ada komentar: